INDIKATOR ASAM
BASA
Untuk mengenali suatu zat
bersifat asam atau basa kita tidak boleh sembarangan mencicipi atau
memegangnya, karena akan sangat berbahaya. Contoh asam sulfat (H2SO4), dalam
kehidupan sehari - hari di gunakan sebagai accu zuur (air aki ). bila asam
sulfat terkena tangan akan melepuh seperti luka bakar dan biloa terkena mata
akan buta. contoh lain; natrium hidroksida ( NaOH ) banyak di gunakan untuk
membersihkan saluran air bak cuci, bila terkena tangan akan terasa licin dan
gatal” serta tangan mudah terluka iritasi. Jadi, bagaimana cara mengenali zat
bersifat asam atau basa? Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam dan basa
adalah dengan menggunakan zat penunjuk yang di sebut indikator.
Indikator asam basa adalah zat yang dapat berbeda warna dalam
lingkungan asam dan basa
Ada beberapa jenis indicator yang
dapat digunakan untuk membedakan larutan yang bersifat basa, antara lain kertas
lakmus, indikator, dan indikator alami.
1. KERTAS LAKMUS
Kertas lakmus ada 2 jenis
indicator, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Berdasarkan hasil
pengujian dengan lakmus tersebut, maka dapat di simpulkan:
a.
1) larutan asam memerahkan lakmus biru
2) larutan basa membirukan lakmus merah
3) larutan netral tidak mengubah warna lakmus
b. 1)
larutan elektrolit ada yang dapat mengubah warna lakmus dan ada yang
tidak mengubah
warna lakmus. Yang mengubah warna
lakmus dapat bersifat asam dan basa, yang mengubah warna lakmus bersifat
netral.
2) larutan non elektrolit bersifat netral.
2.
INDIKATOR
UNIVERSAL
Harga
pH suatu larutan dapat
diperkirakan dngan menggunakan trayek PH indicator. Keterangan:
Metil
jingga : 0 1
2 3 4 5 6
7 8 9
10 11 12 13 14
m
|
m
|
m
|
k
|
k
|
k
|
k
|
k
|
k
|
k
|
k
|
k
|
3,2
4,4
Metal
merah : 0
1 2 3
4 5 6
7 8 9
10 11 12
13 14
m
|
m
|
m
|
m
|
k
|
k
|
k
|
k
|
k
|
k
|
k
|
k
|
k
|
4,8 6,0
Bromtimol biru :
3.
4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar