PTK IPA & PKN SD KELAS IV
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
PADA MATA PELAJARAN IPA DAN PKn
(Laporan)
Oleh
P A R
NIM : 815 435 634
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UPBJJ-UT BANDAR LAMPUNG
2009.2
LEMBAR PENGESAHAN
1.
|
Judul
Laporan
|
:
|
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPA DAN PKn SD
NEGERI 2 KEPUTRAN KEC. SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010
|
2.
Identitas
Peneliti
:
N A M
A
: P A R
NIM
: 815 435 634
PROGRAM
STUDI
: S-1 PGSD
MASA
UJIAN
: 2009.2BONGNGSEWU
3.
Lokasi
Penelitian
:
NAMA
SEKOLAH
: SD NEGERI 2 KEPUTRAN
KELAS
: IV (EMPAT)
MATA PELAJARAN
: IPA DAN PKn
ALAMAT
: Keputran Kec. Sukoharjo
Kab. Pringsewu
4.
Lama
Penelitian
: 1 Bulan (3
Siklus Pembelajaran)
Pringsewu, Nopember 2009
Mengetahui
Mahasiswa
Supervisor
Drs. ERI
SETIAWAN,
M.Si.
P A R I N I
NIP.
1958111019883 1
002
NIM. 815 435 634
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian Alam, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang setia
mengagungkan asma-Nya. Atas Rahmat tersebut kami dapat menyelesaikan penelitian
dan laporannya dari awal hingga akhir alhamdulillah berjalan lancar, sesuai
dengan yang diharapkan.
Laporan yang amat sederhana ini disusun sebagai tugas
akhir perkuliahan Universitas Terbuka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program S-1 PGSD pada mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
iii
Kepada semua pihak (tidak dapat kami sebutkan satu
persatu) yang memberikan bantuan baik moril naupun materiil hingga
terselesaikannya penyusunan dan penulisan laporan ini, kami tidak bisa memberikan
apa-apa kecuali hanya bisa berdoa semoga akan mendapat imbalan yang setimpal
dari Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran
dari pembaca dan kami berharap kiranya laporan ini ada manfaatnya, khususnya
bagi kami pribadi dan umumnya kepada segenap pembaca sekalian. Amin.
Nopember 2009
Hormat Kami,
PARINI
NIM.
814 646 112
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
…………………………………………. i
LEMBAR
PENGESAHAN ……………………………………………... ii
KATA
PENGANTAR
....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
v
DAFTAR
TABEL............................................................................................
vii
BAB
I
: PENDAHULUN
i.
Latar
Belakang Masalah ...........................................
1
ii.
Rumusan Masalah
.....................................................
4
iii.
Tujuan
Penelitian ......................................................
4
iv.
Manfaat dan
Kegunaan Penelitian ...........................
5
BAB
II
: KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Aktivitas
............................................ 6
B. Pengertian
Hasil Belajar ......................................
6
C. Pengertian
Pembelajaran Konstruktivisme ..........
11
BAB
III
: PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
.......................................................... 13
B.
Deskripsi Per Siklus .............................................
14
v
BAB
IV
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................
18
1. Peningkatan Aktivitas
Belajar Siswa ................. 18
2. Peningkatan Hasil Belajas Siswa .......................
19
B. Pembahasan ...........................................................
19
1. Siklus I
...............................................................
19
2. Siklus II .............................................................
22
3. Siklus III ............................................................
25
BAB
V
: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................................................
28
B. Saran......................................................................
29
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
PADA MATA PELAJARAN IPA DAN PKn
(Laporan)
Oleh
P A R I N I
NIM : 815 435 634
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UPBJJ-UT BANDAR LAMPUNG
2009.2
LEMBAR PENGESAHAN
1.
|
Judul
Laporan
|
:
|
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPA DAN PKn SD NEGERI
2 KEPUTRAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010
|
2.
Identitas
Peneliti
:
N A M
A
: P A R I N I
NIM
: 815 435 634
PROGRAM
STUDI
: S-1 PGSD
MASA
UJIAN
: 2009.2
KELOMPOK
BELAJAR
: PRINGSEWU
3.
Lokasi
Penelitian
:
NAMA
SEKOLAH
: SD NEGERI 2 KEPUTRAN
KELAS
: IV (EMPAT)
MATA PELAJARAN
: IPA DAN PKn
ALAMAT
: Keputran Kec. Sukoharjo
Kab. Pringsewu
4.
Lama
Penelitian
: 1 Bulan (3
Siklus Pembelajaran)
Pringsewu, Nopember 2009
Mengetahui
Mahasiswa
Supervisor
Dra.
NURHAYANI,
M.Pd.
P A R I N I
NIP.
131973749
NIM. 815 435 634
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan “human investment” yang
berarti secara historis maupun filosofis, pendidikan mewarnai dan sebagai
landasan moral dan etika dalam pembentukan jati diri bangsa. Sebagai otentik
yang dinyatakan dalam tujuan Pendidikan Nasional. Sasaran pendidikan yang
dimaksud dalam tujuan Pendidikan Nasional adalah tercapainya manusia Indonesia
seutuhnya dengan ciri utama beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
disertai dengan kemmapuan untuk melaksanakan berbagai atribut dimensi secara
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pendidikan merupakan variabel yang tidak dapat
diabaikan dalam mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Pendidikan memiliki dua
fungsi utama yaitu fungsi konservatif dan fungsi progresif. Fungsi konservatif
pendidikan adalah bagaimana untuk mempertahankan dan mewariskan identitas dan
cita-cita suatu masyarakat. Sedangkan fungsi progresif pendidikan adalah
sebagaimana aktifitas pendidikan adalah yang dapat memberikan pembekalan dan
pengembangan pengetahuan serta nilai-nilai keterampilan kepada generasi penerus
sehingga memiliki kemampuan dan kesanggupan dalam menghadapi tantangan
kehidupan di masa depan yang semakin kompleks.
1
2
Menyikapi kondisi yang semakin kompleks seperti
sekarang ini, guru dituntut mampu membekali para siswa berbagai
keterampilan yang dipandang urgent dalam kehidupan. Hal yang paling utama
dipersiapkan adalah adanya keterampilan bernalar dan bersikap menempatkan
sesuatu yang tepat pada tempatnya. Maka dalam hal ini guru lah yang dipandang
paling berperan untuk mengarahkan siswanya pada tataran persiapan menyongsong
kehidupan sebenarnya kelak. Kegagalan guru dalam mengarahkan dan mengembangkan
ilmu dan keterampilannya di sekolah akan mengakibatkan hancurnya masa depan anak-anak
dewasa kelak.
Kegagalan dan merosotnya penghayatan masyarakat
terhadap nilai-nilai sosial dan etike, kenakalan remaja dan sebagainya yang
terjadi selama ini sering dianggap sebagai miseducation (salah asuhan) dan
faktor penentu yang diharapkan mampu memperbaikinya adalah guru. Oleh
sebab itu salah satu upaya untuk mengantisipasi kemerosotan nilai-nilai sosial
dan etike di tengah masyarakat terutama di kalangan generasi muda adalah dengan
cara membenahi proses pendidikan. Di sinilah relevansinya untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran dan pendidikan secara terpadu dan simultan, baik secara
formal, non-formal, maupun in-formal.
Salah satu komponen pembelajaran yang perlu terus
dikembangkan dan ditingkatkan kemampuannya adalah komponen guru, dalam hal ini
adalah kompetensinya. Komponen guru merupakan salah satu komponen terpenting
dalam pendidikan nilai, karena posisinya sebagai sumber belajar dan sumber
identifikasi nilai moral dan sumber keteladanan bagi peserta didik.
Keberadaan guru adalah sangat penting dan tidak bisa digantikan oleh
sumber-sumber lain,
3
karena peran guru tidak hanya semata-mata
sebagai transfer of knowledge saja, tetapi guru masih berperan sangat
penting dan dominan, sehingga apabila guru tidak berkompeten terutama dalam pembentukan
kepribadian pada siswa, maka tidak akan menghasilkan apa-apa. Peran guru yang
sebenarnya adalah sebagai fasilitator, namun yang perlu mendapat penekanan itu
adalah kemampuan guru mensupport para siswanya untuk mampu mengembangkan
kreativitasnya dan membangun sendiri pengetahuan yang datang dari luar,
sehingga terbangunlah pengetahuan dan keterampilan mengkonstruksi kognitif yang
ada terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungan. Para penganut
konstruktivisme berpendapat bahwa pengetahuan itu adalah merupakan konstruksi
dari kita yang sedang belajar.
Sebagai guru yang merupakan jabatan fungsional di
bidang pendidikan dengan sendirinya juga dituntut dalam keahlian, pengetahuan
dan keterampilan tertentu atau yang disebut sebagai sebuah kompetensi guru.
Secara minimal guru memiliki kompetensi kepribadian (personal) dan kompetensi
kemasyarakatan (sosial).
Guru bukan hanya bertanggungjawab terhadap dirinya
sendiri tetapi lebih dari itu yaitu tanggung jawab kepada masyarakat luas,
bukan bertanggungjawab untuk satu generasi melainkan sampai ke generasi
selanjutnya. Untuk menimbuhkan sikap aktif, kreatif, inovatif dari siswa
tidaklah mudah. Fakta yang terjadi adalah guru dianggap sebagai sumber belajar
yang paling benar.
Di sisi lain rendahnya kreatifitas dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA merupakan salah satu indikasi bahwa pembelajaran
yang dilakukan guru perlu intuk dicermati lebih serius lagi. Hal yang
lazim dijumpai dalam suatu
4
pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya
prestasi siswa di antaranya : (1) kegiatan pe,belajaran masih banyak didominasi
oleh guru; (2) rendahnya semangat belajar siswa; (3) banyaknya siswa yang tidak
berani bertanya atau mengemukakan pendapat; (4) metode pembelajaran yang
digunakan kurang bervariatif (monoton); (5) media pembelajaran yang terbatas.
Salah satu tawaran yang dapat dijadikan acuan dalam
mengatasi rendahnya kreativitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
dan PKn di SD Negeri 2 Keputran Kec. Sukoharjo adalah dengan melalui
pembelajaran konstruktivisme, yaitu usaha maksimal untuk mengkonstruksi
pemahaman bagi siswa atas apa yang dipelajarinya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah
pada penelitian ini adalah Bagaimana meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Keputran pada mata pelajaran IPA dan PKn
melalui pembelajaran konstruktivisme ?
C.
Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini mempunyai tujuan :
Mendeskripsikan/menganalisis dampak pelaksanaan pembelajaran konstruktivisme
dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas IV pada mata pelajaran IPA
dan PKn di SD Negeri 2 Keputran Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Propinsi Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010.
5
D.
Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah :
- Dapat memberikan sumbangan dan kontribusi
terhadap peranan guru Mata Pelajaran IPA dan PKn sebagai perwujudan
profesionalisme guru dalam pembelajaran dan pendekatan Konstruktvisme
- Dapat memberikan informasi yang memadai mengenai
peranan guru yang berkaitan dengan prestasi belajar baik dari aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik yang diwujudkan dalam perilaku,
kepribadian dan kemandirian siswa
- Memberikan informasi yang berharga untuk kalangan
akademisi atau para peneliti yang akan mengkaji bahwa peranan guru
merupakan komponen yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam
sistem pendidikan secara umum (universal).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
Aktivitas Belajar
Pada
prinsipnya belajar itu adalah berbuat “Learning by doing” dan memegang peranan
penting dalam menunjang prestasi belajar. The Liang Gie (1981 : 6) mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segenap rangkaian atau
aktivitas belajar yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan
perubahan dalam dirinya berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang
sifatnya sedikit banyak permanen”.
Sardiman
(2006 : 100) menyatakan aktivitas belajar dibagi menjadi aktivitas fisik dan
aktivitas mental. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan
anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, tidak hanya duduk
mendengarkan, melihat atau pasif. Peserta didik yang memiliki mental adalah
jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau berfungsi dalam rangka
pembelajaran.
B. Pengertian
Hasil Belajar
Hasil belajar dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
telah dicapai seseorang setelah ia mengalami proses belajar, dengan terlebih
dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan atau yang
dilaluinya. Penilaian hasil belajar perlu dilakukan oleh guru untuk mengetahui
sejauh mana tujuan untuk instruksional yang telah diajarkan dalam kegiatan
pembelajaran yang telah dikuasai siswa. Dalam istilah
yang lebih umum hasil belajar disamakan dengan
6
7
Sebuah prestasi. Berikut ini akan paparan definisi
tentang prestsi menurut pendapat para ahli :
a.
Menurut
Kamus Umum W.J.S Poerwadarminta, prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).
b. Dalam Kamus
Edisi Ketiga (2000) didefinisikan bahwa prestasi adalah hasil yang telah
diperoleh (dicapai dan lain-lain) ataupun pencapaian terhadap sesuatu.
c.
L.W.Rue
(1993) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil pencapaian tugas yang merujuk
kepada kerja bagi setiap individu.
d. Philip
Ricciardi (1996) menyatakan pula bahwa prestasi merupakan hasil yang berhasil
dicapai dengan kuantitas tertentu atau nilai kerja yang dilakukan terhadap
pelajaran atau hasil belajar. Menurut beliau juga, prestasi merupakan suatu
kebolehan untuk menghasilkan sesuatu yang benar dengan cara yang benar dan
dilakukan pada saat yang tepat dalam suatu usaha yang bersesuaian.
Menurut Tuty Haryati definisi dari prestasi adalah suatu
hasil luar biasa/dahsyat yang telah dicapai. Menurutnya pula prestasi merupakan
sebuah keberhasilan berstandar tinggi yang citranya hanya diperoleh segelintir
orang. Dengan kemampuan berfikir dan menilai,
prestasi diasumsikan sebagai kesuksesan
dengan ukuran yang ditentukan sendiri berdasrakan
hasil penilaian yang eksternal. Dengan nilai yang tinggi, beliau juga memaknai
prestasi sebagai barang mewah dimana hanya sedikit orang saja yang sanggup
menyandangnya.
Dari beberapa definisi di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa:
8
a.
Prestasi
adalah hasil pencapaian terhadap tugas yang diberikan kepada individu maupun
organisasi.
b. Prestasi
tidak mengandung konotasi negatif, artinya keberhasilan dalam kebaikan, karena
semua orang selalu mngharapkannya.
Jadi istilah prestasi lebih terkesan pada sebuah hasil
yang dicapai setelah melalui upaya yang sungguh-sungguh. Baik hasil yang
dimaksudkan merupakan hasil yang bersifat kuantitatif daupun kualitatif.
Sedangkan kata belajar berasal dari kata dasar “ajar”
yang mendapat awalan ber- menjadi belajar, yang berarti “berusha supaya
memperoleh kepandaian, ilmu dan sebagainya.”
Pengertian tentang belajar itu sangat kompleks,
sehingga banyak pengertian yang dapat diambil dari padanya. Akan tetapi belajar
mempunyai cirri–ciri kegiatan yang antara lain adalah: “Belajar merupakan suatu
perubahan yang terjadi melalui suatu pengalaman atau latihan.”
Manusia belajar dengan tujuan agar terjadi perubahan
di dalam aspek kehidupannya, baik manusia itu sebagai makhluk psichophisis
maupun sebagai makhluk socioindividual ataupun sebagai makhluk culturreligius.
Untuk lebih memperjelas tentang pengertian belajar,
maka penulis perlu mendefinisikan pengertian belajar menurut pemikiran para
ahli. Walaupun terjadi perbedaan yang dipengaruhi oleh sudut pandang yang
berbeda, tetapi pada prinsipnya mempunyai titik persamaan.
Agoes Soejanto mendefinisikan
belajar adalah sebagai berikut:
9
“Belajar adalah suatu proses perubahan yang terus
menerus pada diri manusia karena usaha untuk mencapai ke arah kehidupan atas
bimbingan tentang cita-citanya dan sesuai dengan cita-cita dan falsafahnya”.
Berbeda dengan Agoes Soejanto, Prof. Dr. Nasution
dalam bukunya mengemukakan bahwa:
“Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat
syaraf ….. Definisi lain belajar adalah penambahan atau pengetahuan …… Definisi
ketiga merumuskan bahwa belajar adalah sebagi perubahan kelakuan berkat
pengalaman dan latihan”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut ditinjau dari
sudut peristiwa yang terjadi pada sitem psichophisis seseorang yang melakukan
belajar berarti suatu proses bekerjanya sistem urat saraf dimana berbagai
perubahan terjadi didalamnya.
Ditinjau dari sikap individu dalam menghadapi objek
yang dipelajari, belajar dalah suatu kegiatan menyusun dan mengatur lingkungn
dengan sebaik-baiknya, sehingga lingkungan tersebut terserap oleh individu yang
bersangkutan.
Jika ditinjau dari segi kegiatannya, belajar adalah
suatu kegiatan untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pegetahuan dan pengembangan
tertentu dari sikap-sikap bagi orang yang melakukannya.
Dari uraian di atas, belajar mempunyai beberapa
pengertian yaitu yang pertama bahwa belajar merupakan perubahan-perubahan dari
proses bekerjanya urat syaraf. Kedua belajar mepunyai arti kemampuan menyusun
dan mengatur lingkungan dengan sebaik–baiknya dan yang
ketiga belajar merupakan suatu
10
proses untuk memperoleh pengertian dan pengembangan
sikap. Ditinjau dari masanya (modern dan tidaknya), belajar memiliki dua
pengertian, yaitu:
a. Menurut Pendapat Tradisional
Menurut pendapat tradisional, belajar adalah:
“menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan (Nasution, Azas-Azas Kurikulum)
Berdasarkan pendapat ini belajar merupakan suatu
proses pengumpulan bermacam-macam pengetahuan sebanyak-banyaknya. Jadi yang
diutamakan dalam belajar menurut pendapat ini adalah pendidikan intelek, dimana
anak didik diberikan beraneka ragam pelajaran untuk menambah pengetahuan
terutama dengan jalan menghafal. Dalam hal ini kemampuan untuk menerapkan ilmu
yang diperoleh (praktik) kurang diutamakan.
b.Menurut Pendapat Modern
Menurut pendapat modern, belajar adalah: “a change a
behavior” atau perubahan tingkah laku seperti yang telah di definisikan oleh
Ernest R. Hilgard:
“Learning is
the process by wick an activity originates or is changed through training
procedures (weather in the laboratory or in the natural environment), as
distinguished from changes by factors not attributable to training.
Dalam definisi tersebut dikemukakan bahwa seseorang
itu belajar apabila ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat
melakukan atau mengerjakan. Dan adanya perubahan tingkah laku apabila ia
menghadapi suatu keadaan.
11
C. Pengertian Pendekatan
Konstruktivisme
Para penganut konstruktivisme (Paul Suparno, 19997
dalam Hera Lestari Mikarsa, 2007) berpendapat bahwa pengetahuan itu adalah
merupakan konstruksi dari kita yang sedang belajar. Pengetahuan bukanlah
kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, tetapi merupakan
konstruksi kognitif seseorang
terhadap objek,
pengalaman, maupunlingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu
yang sudah ada di sana dan orang tinggal mengambilnya, tetapi merupakan suatu
bentukan terus menerus dari seseorang yang setiap kali mengadakan reorganisasi
karena munculnya pemahaman yang baru.
Von Glaserveld menyebutkan beberapa kemampuan yang
diperlukan untuk proses pembentukan pengetahuan itu, seperti (1) kemampuan
mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, (2) kemampuan membandingkan dan
mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan, dan (3) kemampuan untuk lebih
menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada yang lain. Von Glaserfeld
membedakan tiga level konstruktivisme dalam kaitan hubungan pengetahuan dan
kenyataan, yakni konstruktivisme radikal, realisme hipotesis, dan
konstruktivisme yang biasa.
Dengan mengacu pada pandangan konstruktivisme,
Bredekamp dan Rosegrant (1992) akhirnya menyimpulkan bahwa anak akan belajar
dengan baik dan bermakna apabila dalam proses pembelajaran tersebut : (1) anak
merasa aman secara psikologis serta kebutuhan-kebutuhan fisiknya terpenuhi, (2)
anak mengonstruksi pengetahuan, (3) anak belajar melalui interaksi sosial
dengan orang dewasa dan anak-anak lainnya, (4) anak belajar melalui bermain,
12
(5) minat dan kebutuhan anak untuk mengetahui dapat
terpenuhi, dan (6) unsur variasi individual anak diperhatikan.
Selanjutnya M. Sholehudin (1999) merumuskan
sejumlah pemikiran yang memungkinkan aktivitas belajar anak SD lebih bermakna
dengan menerapkan prinsip konstruktivisme.
Pandangan ini menghendaki para
guru untuk menerapkan pendekatan mengajar yang berpusat pada anak
(child-centered teaching approach), yaitu :
1. Orientasi mengajar tidak hanya pada
segi pencapaian prestasi akademik
2. Untuk membuat pelajaran bermakna
bagi anak, topik-topik yang dipilih dan dipelajari didasarkan pada
pengalaman-pengalaman anak yang relevan.
3. Metode mengajar yang digunakan harus
membuat anak terlibat dalam suatu aktivitas langsung dan bersifat bermain yang
menyenangkan.
4. Dalam proses belajar, kesempatan
anak untuk bermain dan bekerja sama dengan orang lain perlu diprioritaskan.
5. Bahan-bahan pelajaran yang digunakan
hendaknya bahan-bahan yang kongkret, dan kalau mungkin dengan bahan yang
sebenarnya.
6. Dalam menilai hasil belajar siswa,
guru tidak hanya menekankan aspek kognitif (dengan tes tulis) saja, tetapi
mencakup seluruh domain perilaku anak yang relevan dengan dengan melibatkan
sejumlah alat penilaian.
7. Ide di atas akhirnya
mengimplikasikan perlunya para guru menampilkan peran utama sebagai guru dalam
proses pembelajaran anak, dan bukannya sebagai transmitor pengetahuan kepada
anak.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Subjek
Penelitian
2. Lokasi
Penelitian
Penelitian sebagai perbaikan pembelajaran ini
dilaksanakan di kelas IV semester satu SD Negeri 2 Keputran Kecamatan Sukoharjo
Kabupaten Pringsewu Lampung, yaitu di kilometer 8 Pringsewu arah Kalirejo.
3. Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu
bulan yaitu mulai tanggal 01 Oktober sampai dengan 31 Oktober 2009, dengan 12
jam pelajaran (6 kali pertemuan). Siswa yang menjadi subjek penelitian ini
berjumlah 23 orang siswa, yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 7 orang
perempuan. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti (guru bidang
study), seorang obsever, dan kepala Sekolah sebagai penanggung jawab. Sebagai
gambaran kongkret jadwal penelitian ini adalah :
Tanggal 06 Oktober 2009 untuk mata pelajaran IPA
siklus I
Tanggal 13 Oktober 2009 untuk mata pelajaran IPA
siklus II
Tanggal 20 Oktober 2009 untuk mata pelajaran IPA
siklus III
Tanggal 09 Oktober 2009 untuk mata pelajaran PKn
siklus I
Tanggal 16 Oktober 2009 untuk mata pelajaran PKn
siklus II
Tanggal 23 Oktober 2009 untuk mata pelajaran PKn
siklus III
4. Mata
Pelajaran
Adapun mata pelajaran yang di teliti adalah Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
13
14
5. Kelas
Kelas yang dijadikan tempat penelitian ini adalah
Kelas IV SD Negeri 2 Keputran Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.
6. Karakteristik
Siswa
Secara umum keberadaan siswa kelas IV SD Negeri 2
Keputran tergolong anak yang biasa-biasa, baik ditinjau dari segi kecerdasan
(intellegensia) maupun kepribadian dan moralitasnya. Namun dari segi latar
belakang keluarganya, mereka cukup beragam. Secara ekonomi keluarga mereka
cukup beragam, mulai dari ekonomi klas rendah (yang mayoritas), ekonomi
menengah, dan ekonomi klas tinggi (walaupun tidak terlalu banyak namun juga ada
beberapa anak yang berasal dari keluarga mampu). Demikian juga latar belakang
pendidikan keluarga (orang tua murid) amat beragam, mulai dari SD sampai yang
Sarjana.
B.
Deskripsi
Per Siklus
Adapun pelaksanaan penelitian ini melalui langkah
siklus sebanyak tiga siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari empat
tahap, yaitu : Perncanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan
(observing) dan Refleksi (reflecting) (Suharsini Arikunto, 2006).
1. Perencanaan
b.
Menyusun
jadwal mengajar
c.
Membuat
perangkat pembelajaran
d.
Menyusun
skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan
15
e.
Mempersiapkan
media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran
f.
Mempersiapkan
lembar observasi dan catatan lapangan
2. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari
tahap perencanaan, yang meliputi :
a.
Guru membuka
kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai dan
membagi kelompok belajar;
b.
Guru
memotivasi siswa agar belajar bersama dalam kelompok dan bertanggung jawab pada
kelompoknya;
c.
Guru menyampaikan
materi yang telah ditentukan dan mengefektifkan diskusi kelompok, serta
bertanya jawab;
d.
Guru bersama
teman sejawat mengamati proses kegiatan diskusi kelompok yang sedang
berlangsung dan guru memberikan bimbingan pada siswa;
e.
Setiap
kelompok menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis, diwakili oleh salah
satu siswa dari kelompoknya dan memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk
menanggapinya;
f.
Guru bersama
siswa menyimpulkan hasil diskusi;
g.
Guru
memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus;
h.
Siswa yang
mendapat nilai kurang dari 65 dan rata-rata nilai yang kurang dari ketentuan
mnimal, maka dilakukan perbaikan.
3. Pengamatan/Pengumpulan
Data
Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas ini
peneliti bekerja sama dengan guru (teman sejawat) yaitu
seorang guru dari
SD Negeri 2
16
Keputran, yang bertugas mengamati selama proses
kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan ini dituangkan dalam
catatan lapangan yang telah dipersiapkan.
1) Lembar
Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari selain subjek) yang
digunakan untuk menilai kinerja guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Lembar
pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari selain subjek) yang
digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
3) Lembar
Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk menilai aktivitas belajar
siswa pada setiap siklus.
4. Refleksi
Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis,
memahami dan membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan
lapangan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta
menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar
perbaikan pada siklus berikutnya.
Pada siklus II, pelaksaannya berdasarkan refleksi dari
siklus I dan pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap
pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam
proses kegiatan pembelajaran siklus II ini telah banyak ditemukan
kelemahan-kelemahan apada siklus I dan di sini diadalan perbaikan.
17
Pada siklus III, pelaksaannya berdasarkan refleksi
dari siklus II dan pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap
pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam
proses kegiatan pembelajaran siklus III ini telah banyak dilakukan
penyempurnaan-penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan pada siklus II. Jadi pada
silkus ini merupakan siklus pamungkas dalan perbaikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Hasil Penelitian
1.
Hasil/Temuan
yang Diperoleh
Pada setiap akhir pembelajaran siklus I, II, dan III,
selalu diadakan tes evaluasi dan pengamatan. Hasil tersebut akan disajikan
dalam bentuk tabel yang memuat isi keseluruhan hasil / temuan yang diperoleh
selama melaksanakan penelitian. Hasil tersebut diperoleh dari catatan-catatan
peneliti sendiri dan catatan-catatan guru pendamping atau teman sejawat.
Tabel 1 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Mata
Pelajaran IPA
NO
|
NAMA SISWA
|
SIKLUS
|
I
|
II
|
III
|
1
|
Ambar Asmoro
|
40
|
55
|
65
|
2
|
Ajeng Trisnawati
|
55
|
64
|
70
|
3
|
Adi Setiawan
|
60
|
71
|
79
|
4
|
Bela Rahmawati
|
61
|
73
|
81
|
5
|
Imam Riski
|
72
|
81
|
93
|
6
|
Septi Handayani
|
43
|
55
|
65
|
7
|
Miftahul Huda
|
35
|
47
|
55
|
8
|
Siska Fitri F
|
67
|
75
|
89
|
9
|
Kurniawan
|
71
|
82
|
93
|
10
|
Calxashoriq
|
74
|
86
|
95
|
11
|
Retno Adelia
|
55
|
65
|
75
|
12
|
Dani Ramadani
|
37
|
43
|
56
|
13
|
Dwi Yan Gilang
|
65
|
75
|
86
|
14
|
Salma Q
|
67
|
77
|
87
|
15
|
Erik Aprianto
|
60
|
71
|
85
|
18
19
16
|
Ican Pradana
|
73
|
81
|
84
|
17
|
Sandi Bagus
|
41
|
51
|
65
|
18
|
M. Baret S
|
43
|
55
|
66
|
19
|
Yusuf Ramadhan
|
70
|
81
|
94
|
20
|
Abdul Aziz
|
61
|
74
|
87
|
21
|
Samsul Haris
|
55
|
65
|
74
|
22
|
Siska Kemala
|
34
|
47
|
53
|
23
|
Ilham
|
65
|
66
|
77
|
JUMLAH
|
1304
|
1540
|
1774
|
RATA-RATA
|
56,69
|
66,95
|
77,13
|
Tabel 2 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Mata
Pelajaran PKn
NO
|
NAMA SISWA
|
SIKLUS
|
I
|
II
|
III
|
1
|
Ambar Asmoro
|
45
|
56
|
65
|
2
|
Ajeng Trisnawati
|
54
|
60
|
71
|
3
|
Adi Setiawan
|
60
|
69
|
77
|
4
|
Bela Rahmawati
|
62
|
70
|
81
|
5
|
Imam Riski
|
74
|
83
|
95
|
6
|
Septi Handayani
|
45
|
53
|
65
|
7
|
Miftahul Huda
|
36
|
45
|
55
|
8
|
Siska Fitri F
|
65
|
74
|
83
|
9
|
Kurniawan
|
70
|
81
|
90
|
10
|
Calxashoriq
|
75
|
84
|
93
|
11
|
Retno Adelia
|
53
|
63
|
74
|
12
|
Dani Ramadani
|
35
|
45
|
54
|
13
|
Dwi Yan Gilang
|
66
|
74
|
83
|
14
|
Salma Q
|
65
|
75
|
86
|
15
|
Erik Aprianto
|
61
|
67
|
77
|
16
|
Ican Pradana
|
72
|
85
|
95
|
20
17
|
Sandi Bagus
|
40
|
50
|
64
|
18
|
M. Baret S
|
45
|
56
|
66
|
19
|
Yusuf Ramadhan
|
71
|
82
|
91
|
20
|
Abdul Aziz
|
66
|
77
|
88
|
21
|
Samsul Haris
|
50
|
60
|
70
|
22
|
Siska Kemala
|
45
|
56
|
67
|
23
|
Ilham
|
55
|
65
|
74
|
JUMLAH
|
1310
|
1466
|
1765
|
RATA-RATA
|
56,95
|
63,73
|
76,73
|
Tabel 3 : Hasil Ulangan Harian Siswa Mata Pelajaran
IPA
NO
|
NAMA SISWA
|
SIKLUS
|
I
|
II
|
III
|
1
|
Ambar Asmoro
|
40
|
55
|
65
|
2
|
Ajeng Trisnawati
|
55
|
64
|
70
|
3
|
Adi Setiawan
|
60
|
71
|
79
|
4
|
Bela Rahmawati
|
61
|
73
|
81
|
5
|
Imam Riski
|
72
|
81
|
93
|
6
|
Septi Handayani
|
43
|
55
|
65
|
7
|
Miftahul Huda
|
35
|
47
|
55
|
8
|
Siska Fitri F
|
67
|
75
|
89
|
9
|
Kurniawan
|
71
|
82
|
93
|
10
|
Calxashoriq
|
74
|
86
|
95
|
11
|
Retno Adelia
|
55
|
69
|
75
|
12
|
Dani Ramadani
|
37
|
43
|
56
|
13
|
Dwi Yan Gilang
|
65
|
75
|
86
|
14
|
Salma Q
|
67
|
77
|
87
|
15
|
Erik Aprianto
|
60
|
71
|
85
|
16
|
Ican Pradana
|
73
|
81
|
84
|
17
|
Sandi Bagus
|
41
|
51
|
70
|
21
18
|
M. Baret S
|
43
|
65
|
80
|
19
|
Yusuf Ramadhan
|
70
|
81
|
94
|
20
|
Abdul Aziz
|
61
|
74
|
87
|
21
|
Samsul Haris
|
55
|
65
|
74
|
22
|
Siska Kemala
|
34
|
47
|
53
|
23
|
Ilham
|
65
|
66
|
77
|
JUMLAH
|
1319
|
1553
|
1793
|
RATA-RATA
|
57,34
|
67,52
|
77,95
|
Tabel 4 : Hasil Ulangan Harian Siswa Mata Pelajaran
PKn
NO
|
NAMA SISWA
|
SIKLUS
|
I
|
II
|
III
|
1
|
Ambar Asmoro
|
50
|
56
|
65
|
2
|
Ajeng Trisnawati
|
54
|
60
|
71
|
3
|
Adi Setiawan
|
60
|
69
|
77
|
4
|
Bela Rahmawati
|
62
|
70
|
81
|
5
|
Imam Riski
|
74
|
83
|
95
|
6
|
Septi Handayani
|
45
|
53
|
65
|
7
|
Miftahul Huda
|
36
|
45
|
55
|
8
|
Siska Fitri F
|
65
|
74
|
83
|
9
|
Kurniawan
|
70
|
81
|
90
|
10
|
Calxashoriq
|
75
|
84
|
93
|
11
|
Retno Adelia
|
53
|
63
|
74
|
12
|
Dani Ramadani
|
35
|
45
|
54
|
13
|
Dwi Yan Gilang
|
70
|
74
|
83
|
14
|
Salma Q
|
70
|
75
|
86
|
15
|
Erik Aprianto
|
61
|
67
|
77
|
16
|
Ican Pradana
|
72
|
85
|
95
|
17
|
Sandi Bagus
|
40
|
50
|
65
|
18
|
M. Baret S
|
45
|
56
|
66
|